GLOBALMEDAN.COM - MEDAN, Tuan rumah Sumatera Utara berhak memboyong piala Kepala
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kajatisu), setelah memastikan diri sebagai
juara umum di kejuaraan nasional tinju Junior Youth 2019, yang berakhir di GOR
Futsal Disporasu, Sabtu (31/8) malam. Kejurnas yang dimulai 24 Agustus ini,
Sumut tampil sebagai juara umum usai mengumpulkan total 58 poin dengan 8 emas,
6 perak, 12 perunggu.
Medali emas pertama Sumut disumbangkan melalui Wahyu
Sihotang di kelas 40 kg junior putra usai difinal menang atas petinju Sulawesi
Tengah Enrique Rafael Lopes. Emas kedua melalui Mauliza Intan Safira di kelas
54 kg Youth putri usai di final kalahkan petinju Kalimantan Timur Qidzura. Emas
ketiga melalui Elda Dara Sirait di kelas 60 kg Youth putri setelah di final
menang atas petinju Banten Nurma Fadhila.
Kemudian emas keempat melalui Jose Agusto usai di final
kelas 46 kg Youth putra menang atas petinju Jawa Barat Tivannya Pattinama. Emas
kelima disumbangkan melalui Ramadan di kelas 60 kg Youth putra menang atas
petinju Muhammad Ali asal Jawa Tengah. Dan emas keenam disumbangkan M Ikmal 75
kg Youth putra usai menang atas petinju Jambi Juliyanda. Emas ketujuh melalui
Ricka Khairunisa di kelas 64 kg junior putri usai di final kalahkan petinju
Aceh Yulia Sisilia. Emas ke delapan melalui Luthfi Lisandri usai di final kelas
50 kg junior putri kalahkan petinju Bengkulu Jenni Tiara.
Sementara enam medali perak disumbangkan melalui Rizki Sandi
Wardana kelas 44 kilogram junior putra, M Umam kelas 46 kg junior putra, Amelia
Ramadani kelas 48 kilogram Youth putri, Firkow L Tobing di kelas 52 kg Youth
putra, Roy Bangun kelas 56 kg Youth putra, Nusyahfirah di kelas 46 kg junior
putri.
Pelatih tinju Sumut Niazi Almi mengatakan, torehan delapan
emas memang sudah sesuai target tim. Meski awalnya tim pelatih targetkan
delapan hingga dua belas emas bisa menjadi genggaman Sumut. Lebih lanjut Niazi
mengatakan, persaingan merebutkan medali emas pada kejurnas kali ini memang
dinilai cukup sengit. Sejumlah provinsi seperti NTT, Sulut, DKI Jakarta,
Bengkulu dan Jawa Barat juga menjadi pesaing utama di kejurnas kali ini.
"Dari awal kita minimal target 8 emas sampai 12 emas
bisa di raih. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh atlet yang telah
mengantarkan Sumut merebut juara umum," ucap Niazi.
Menurut Niazi atlet yang bertarung di kejurnas kali ini
menjadi gambaran umum petinju yang bakal tampil di PON 2024, khususnya untuk
kelas Youth. Menyisakan lima tahun jelang PON 2024 Sumut-Aceh, tim pelatih akan
terus meningkatkan latihan maksimal, terutama memperbanyak porsi latihan fisik
dan stamina yang masih menjadi sorotan kelemahan para peboxing. "Ini bisa
menjadi gambaran kekuatan atlet masing - masing provinsi pada PON 2024 nanti.
Mulai sekarang kita akan perbanyak latihan fisik dan stamina. Setelah itu
teknik dan strategi. Semuanya akan kita perbaiki," akuinya.
Sementara peraih medali emas di kelas 54 kg Youth putri
Mauliza Intan Safira mengaku bangga dan tidak menyangka meraih emas di kejurnas
perdana. Menghadapi petinju Kaltim Qidzura diakuinya cukup sulit mengalahkan
lawannya, apalagi kedua peboxing ini baru pertama kali berduel. Atlet yang
tergabung dalam Sasana Fighter Boxing Camp Medan ini tentu tidak ingin
berjumawa, akan tetap latihan lebih keras lagi demi menatap kejuaraan
berikutnya.
"Ke depan lebih giat latihan lagi. Karena masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki kata pelatih. Alhamdulillah bisa menyumbangkan
emas. Emas ini saya persembahkan untuk keluarga, pelatih, pengurus, dan semua
rekan," ucap pelajar SMA Panca Budi ini.
Sementara petinju Sumut M Ikmal Peraih emas di kelas 75 kg
Youth putra mampu menyudahi perlawanan petinju Jambi Juliyanda dengan menang
angka dalam 3 ronde. Meski baru pertama kali duel di atas ring, atlet kelahiran
Medan, 3 Oktober 2000 ini tampak mengalami kesulitan meladeni permainan cepat
Juliyanda. Beruntung sepanjang ronde atlet yang juga meraih titel petinju
favorit ini, lebih banyak meluncurkan serangan melalui pukulan jap ke arah
wajah Juliyanda.
"Memang dia (Juliyanda) lebih banyak melakukan strategi
bermain menghindar kemudian pukul. Beruntung kata pelatih juga saya
diintruksikan melakukan dua pukulan saja sekali serangan. Ternyata berhasil
strategi saya," jelas Ikmal.
Menurut Ikmal prestasi ini juga menjadi motivasi dirinya
bisa tampil lebih baik di event nasional berikutnya. Termasuk giat berlatih di
sasana demi meningkatkan fisik dan teknik bermain. "Tahun ini saya gagal
lolos mewakili Sumut di Pra PON. Tapi, hasil ini menjadi motivasi bagi saya
bisa persiapkan diri menuju PON 2024," jawabnya.
Sebelumnya Kejurnas tinju junior Youth 2019 resmi ditutup
Kejari Deliserdang Harli Siregar. Dalam sambutannya Harli mengharapkan kejurnas
dijadikan sebagai momentum kebangkitan tinju Nasional, khususnya di Sumut.
Melalui kejurnas ini pula adalah cikal bakal melahirkan atlet muda potensial
yang ke depan bakal menjadi andalan Indonesia di kejuaraan bertaraf
internasional.
"Kejurnas ini hendaknya dijadikan sebagai momentum
kebangkitan tinju khususnya di Sumut. Kita harapkan melalui kejuaraan seperti
ini akan melahirkan para petinju muda kita yang kelak akan bisa kita bawa
menjadi petinju andalan Indonesia bertarung di kelas - kelas
internasional," harap Harli Siregar.
Lebih lanjut dikatakan Harli, kejurnas piala Kajatisu ini
adalah bagian dari tahapan seleksi dalam menjaring petinju muda potensial, yang
nantinya akan perkuat Indonesia berlaga di kejuaraan Asia Junior Youth 2019, di
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada awal Oktober mendatang.
"Dalam waktu dekat kejuaraan tinju junior Youth Asia
akan berlangsung di Abu Dhabi Uni Emirat Arab. Ini suatu catatan bahwa kejurnas
kali ini merupakan bahan patokan bagi Pertina pusat dalam menjaring atlet yang
nantinya menjalani pelatihan di pelatnas. Para pemenang saya harap dapat
menjadi bagian dalam acara even internasional," ucapnya.
Di satu sisi, Harli berharap juga hendaknya cabang olahraga
tinju bisa dijadikan olahraga favorit di sekolah - sekolah yang ada di Sumut.
Mengingat cikal bakal atlet muda adalah pelajar yang mengenyam pendidikan di
bangku sekolah. Maka, pihaknya berharap besar dukungan dari pemerintah daerah
untuk sama - sama mendukung pembinaan cabor tinju, guna menjaring atlet muda
potensial.
"Kami juga berharap kepada seluruh sekolah - sekolah
yang memiliki anak didik sebagai kader muda atlet tinju hendaknya bisa
memberikan porsi besar untuk cabor tinju menjadi olahraga favorit di sekolah -
sekolah yang ada di sumut. Melalui Kejurnas ini sangat diharapkan lahir petinju
andalan yang lahir dari semua anak bangsa khususnya dari 21 pengprov. Kami
harapkan dukungan pemerintah daerah tinju digemari oleh masyarakat luas,"
pinta Harli.
Sementara Runner up menjadi milik Jawa barat usai mengemas 4
emas, 5 perak, 9 perunggu. Posisi ketiga DKI Jakarta dengan 6 emas, posisi
keempat Sulut dengan 4 emas, 1 perak, 7 perunggu dan NTT melengkapi lima besar
dengan 2 emas, 4 perak, 5 perunggu.
Sementara best boxer diberikan kepada petinju Sumut Jose
Agustino di kelas 46 kg Youth putra. Petinju harapan dinobatkan kepada petinju
asal Jawa Barat, Ajeng Sifa Sintia kelas 45 kg Youth putri. Kemudian petinju
Favorit disematkan kepada petinju asal kelas 75 kg Youth putra M Ikmal.
Adapun posisi 5 besar klasemen akhir perolehan medali
kejurnas junior Youth 2019:
1. Sumut :
8, 6,12
2. Jawa barat : 4,
5, 9
4. DKI Jakarta : 6,
0, 0
5. Sulut
: 4, 1, 7
6. 3. NTT :
2, 4, 5
(bambang)