

MEDAN-Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Bambang Mukti Riyadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal dari perusahaan yang ada di Sumut tercatat sebanyak 10 perusahaan yang telah melakukan Initial Public Offering (IPO).
Di antaranya 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, dan 5 usaha yang menjadi penerbit securities crowdfunding (SCF) yang merupakan salah satu alternatif pendanaan bagi UMKM yang potensial untuk dikembangkan di Sumut.
“Hingga April 2023, SCF berhasil menghimpun dana sebesar Rp15,52 miliar yang berasal dari 3.641 investor,” kata Bambang, Jumat (16/6/2023).
Perkembangan investor pasar modal telah mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan akses yang lebih mudah ke informasi keuangan.
Hingga April 2023, tercatat sebanyak 498.849 rekening investor di Sumut dengan pertumbuhan 26,98 persen yoy.
Dari segi instrumen investasi, reksadana merupakan instrumen investasi dengan jumlah investor terbanyak, yaitu 466.799 atau tumbuh sebesar 29,24 persen yoy,
Nilai transaksi saham yang mencerminkan aktivitas perdagangan saham dalam satu bulan bergerak melandai seiring dengan menurunnya pertumbuhan jumlah investor.
Selama April 2023, tercatat nilai transaksi saham sebesar Rp5,15 triliun, menurun sebesar -60,58 persen dibanding April 2022.
Selanjutnya, rata-rata nilai transaksi per bulan dari Januari sampai April 2023 tercatat sebesar Rp6,86 triliun. Nilai ini
menurun dibanding pada 2022 yang tercatat sebesar Rp7,34 triliun.
Jumlah kepemilikan saham yang dimiliki individu, institusi, atau kelompok tertentu di Sumut mencapai sebesar Rp20,23 triliun atau turun -36,58 persen yoy.
Hal ini mengindikasikan lebih banyak investor yang melakukan penjualan dibanding pembelian saham.
Sektor IKNB
Pada sektor IKNB (Industri Keuangan Non-Bank), pendapatan premi sektor asuransi di Sumut selama triwulan I 2023 mencapai Rp2,51 triliun.
Capaian ini mengalami kontraksi sebesar -1,66 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (2022: -4,66 persen).
Penurunan ini disebabkan penurunan premi di segmen asuransi jiwa, dengan pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa turun sebesar -4,66 persen year-on-year, mencapai nilai Rp1,88 triliun per April 2023.
Namun, akumulasi premi asuransi umum tetap tumbuh positif sebesar 8,56 persen year-on-year (2022: 30,93 persen) menjadi Rp627 miliar.
Bambang menjelaskan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memonitor normalisasi kinerja asuransi jiwa dan peningkatan rasio klaim yang mengindikasikan adanya konsolidasi dalam pemasaran produk asuransi jiwa, terutama pada segmen asuransi jiwa PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi).
OJK akan memastikan bahwa proses konsolidasi tersebut dikelola dengan baik dan dampaknya terhadap kesehatan keuangan perusahaan dapat dimitigasi.
Di sisi lain, nilai piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan masih terus tumbuh tinggi pada April 2023 sebesar 21,55 persen yoy (Maret 2023: 23,50 persen) menjadi Rp20,46 triliun.
Porsi pembiayaan yang produktif terus mengalami peningkatan hingga mencapai 38,48 persen (April 2022: 34,19 persen), didukung pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing sebesar 123,40 persen dan 25,28 persen yoy.
Sementara itu, risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) meningkat menjadi 1,94 persen (Maret 2023: 1,83 persen).
Kinerja fintech peer to peer (P2P) lending pada April 2023 terus menunjukkan pertumbuhan, dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 49,50 persen yoy (Maret 2023: 49,43 persen) mencapai Rp1,39 triliun.
Sementara itu, tingkat risiko pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) terus menurun menjadi 1,45 persen (Maret 2023: 1,58 persen).
Penyaluran pembiayaan/pinjaman oleh IKNB berkantor pusat di Sumut menunjukkan pertumbuhan positif.
Menurutnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) entitas di Sumut pada April 2023 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp4,94 miliar dengan pertumbuhan 18,69 persen secara yoy.
LKM sebagai lembaga pembiayaan yang berfokus terhadap pengembangan masyarakat miskin produktif memiliki nominal pembiayaan yang relatif kecil dibanding lembaga lainnya.
Sementara Perusahaan Gadai swasta yang terdiri dari 14 entitas telah memberikan pinjaman dengan total Rp44,84 miliar atau tumbuh 36,61 persen secara yoy.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan perkembangan yang baik bagi pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, khususnya dengan penghasilan menengah ke bawah di Sumut. ( swisma)